Ya, bisa dibilang ini akhir. Menyerah itu lebih tepatnya. Siapa? Aku? Bukan....bukan aku tapi dia.
Waktu mulai menjawab pertanyaan, memperlihatkan keadaan yang sesungguhnya. Waktu juga yang memberi penjelasan bahwa tak ada lagi yang harus ditunggu dan diperjuangkan. Sama sekali tak ada...
Meski sebenarnya hati ku terus berbisik tapi aku tau dia sudah sangat lelah.
Dan hari ini aku stalking jejaring sosialnya. Dari sana aku tau ada sebuah kebencian yang mulai tumbuh. Ah, sakit sekali rasanya begitu kita tau bahwa orang yang kita sayangi justru mulai membenci kita. Bahwa dia yang dulunya juga sangat menyayangi kini berubah karna rasa sakit oleh ku. Tapi, perlahan dia akan lupa rasa sakitnya dan memulai lagi dengan yang baru. Itu pasti akan terjadi. Dan saat itu akupun pasti sudah lupa bagaimana perasaan ku sekarang.
Aku tau dia sedang berusaha untuk melepas apa yang selama ini dia genggam. Tapi aku pura-pura tidak tau dan terus mengganggunya. Agar dia tak akan pernah lupa dan tak pernah benar-benar melepaskan. Karna aku benar-benar tak ingin dilupakan.
Tapi kali ini lagi-lagi waktu menjelaskan keadaan dan aku mulai mengerti bahwa aku tidak bisa memaksa seseorang untuk tetap berada di sisi ku. Sebelumnya berkali-kali aku lari darinya tapi sebanyak itu jugalah aku kembali lagi padanya. Kali ini tidak lagi.....
Aku akan mengikuti jejaknya, aku akan melepasnya sebagaimana dia melepaskan ku.